Senin, 03 November 2014


Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit pada bulan September 2014. Defisit trade balance RI tercatat sebesar US$270,3 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Besarnya defisit sektor migas membuat neraca perdagangan RI timpang. Impor minyak dari luar negeri menyebabkan defisit migas membengkak jadi $1,03 miliar, padahal di saat yang sama neraca perdagangan sektor non-migas surplus $0,76 miliar. Defisit September merupakan defisit bulanan ke-5 di tahun 2014 namun menurut Badan Pusat Statistik, nilainya semakin mengecil dari waktu ke waktu. Sebelumnya, defisit neraca perdagangan Indonesia terjadi pada Januari ($443,9 juta), April ($1,69 miliar), Juni ($228,3 juta) dan Agustus ($ 311,5 juta).
Jika dilihat dari volume perdagangan, neraca volume perdagangan Indonesia surplus 32,88 juta ton di bulan September 2014. Surplus neraca non-migas yang sebesar 33,29 juta ton membantu terciptanya surplus meski di saat yang sama sektor migas defisit 0,41 juta ton. Indonesia hanya mampu meraup pemasukan ekspor $15,28 miliar sementara impornya mencapai $15,55 miliar.
Secara kumulatif ekspor Indonesia Januari-September 2014 mencapai $132,71 miliar atau turun 0,93% dibanding periode yang sama tahun 2013. Demikian juga ekspor non-migas, yang jumlahnya turun 0,81% menjadi $109,30 miliar. Adapun impor Indonesia September 2014 tercatat sebesar $15,55 miliar atau naik 5,09% dibanding Agustus 2014. Sementara jika dibandingkan dengan September 2013 angkanya naik 0,23%. Total nilai impor Januari–September 2014 mencapai $134,37 miliar atau turun 4,26% jika dibanding periode yang sama tahun 2013. Nilai impor migas adalah sebesar $33,02 miliar atau turun 1,82% dan impor non-migas sebesar $101,35 miliar (turun 5,03%).
(dim)

0 komentar:

Posting Komentar