Senin, 03 November 2014

Nilai kontrak berjangka minyak mentah berada di bawah tekanan pada sesi perdagangan Asia pada hari Senin dari menguatnya dollar AS dan lemahnya data manufaktur China. Pengumuman harga akan datang untuk bulan Desember dari Arab Saudi kemungkinan akan menentukan arah pergerakan pasar pada pekan ini.
Di New York Mercantile Exchange, kontrak berjangka minyak light sweet untuk pengiriman bulan Desember di perdagangkan di kisaran $80.20 per barel pada pukul 15.16 wib, turun sebesar $0.33 di sesi elektronik Globex. Minyak Brent untuk bulan Desember di bursa ICE Futures London turun sebesar $0.17 menjadi $85.69 per barel.
Pada akhir pekan lalu, data PMI manufaktur dari pemerintah China turun ke level terendah lima bulan di 50.8 di bulan Oktober dari 51.1 di bulan September. Sehari sebelumnya, indeks aktivitas manufaktur China versi HSBC naik menjadi 50.4 di bulan Oktober dari 50.2 di bulan September.
Angka-angka yang konsisten dari menurunnya permintaan domestik dan perlamabatan lebih lanjut dalam pertumbuhan di kuartal keempat telah membuat ekonomi China masih menghadapi tekanan turun, kata Julian Evans Pritchard, seorang ekonom di Capital Economics.
Sementara itu, Arab Saudi, yang merupakan eksportir minyak terbesar di dunia, akan umumkan harga jual resmi mereka untuk bulan Desember pada pekan ini. Bulan lalu, mereka memangkas harga untuk para pelanggannya di Asia, yang memicu ketakutan pada perang harga dan mendorong harga minyak global lebih rendah.
"Jika ada pemotongan agresif lainnya untuk Asia, maka akan ada headline lainnya tentang pertempuran pangsa pasar dan perang harga, dan itu dapat memicu penurunan lebih lanjut pada harga," kata kepala analis minyak di Societe Generale, Michael Wittner.

(fsyl)

0 komentar:

Posting Komentar