Kamis, 20 Agustus 2020

Dolar AS masih berpotensi menguat di awal sesi Kamis (20/8), setelah pengumuman isi notula rapat FOMC semalam yang bernada dovish.

Notula rapat Federal Open Market Committee (FOMC) semalam menunjukkan proyeksi ekonomi AS yang masih tetap buruk hingga 2021 di tengah bencana wabah Korona yang telah menyebabkan korban yang tinggi di AS dan seluruh dunia. Federal Reserve masih akan mempertahankan kebijakan longgar selama diperlukan, dan baru akan menaikkan tingkat suku bunga bila target inflasi sudah dicapai. The Fed belum memiliki langkah baru dalam menopang ekonomi saat ini, selain menjalankan program stimulus yang sudah diterapkan sebelumnya. Isi notula rapat yang dipandang dovish oleh pasar tersebut telah berkontribusi mendorong pasar melepas asetb berisiko seperti indeks saham Wall Street, dan lebih memilih memegang dolar AS sebagai aset likuid di tengah ketidakpastian ekonomi di AS.

Pernyataan yang bertentangan disuarakan dari Gedung Putih. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menyebutkan bahwa ekonomi di AS sedang emmbentuk pola V, dan sudah kembali bergerak naik. Presiden AS, Donald Trump jugamenyebutkan bahwa RUU Stimulus bantuan Korona yang sedang diperdebatkan di kongres AS, masih memiliki peluang besar untuk memberikan bantuan sebesar $500 miliar untuk pengangguran di AS. Jauh di bawah pembahasan sebelumnya yang menjadi kebuntuan kedua partai, yaitu sebesar $1 triliun dan $3 triliun. Sementara banyak pelaku bisnis memandang akan terus turunnya daya beli masyarakat bila berakhirnya bantuan stimulus yang sudah berjalan pada akhir bulan Agustus ini, dan tidak adanya bantuan stimulus lanjutan dari pemerintah.

Laporan PPI Jerman jam 13:00 WIB dan notula rapat ECB jam 18:30 WIB menjadi peluang penggerak EURUSD hari ini. Dan data ekonomi AS jam 19:30 WIB, Philly Fed Manufacturing Index dan klaim pengangguran mingguan, diikuti laporan CB Leading Index pada jam 21:00 WIB, yang akan menggerakkan dolar AS dan berimbas pada mata uang utama serta harga komoditas.

Potensi Pergerakan:
 
EMAS
Harga emas turun $72.17 di sesi Rabu. Harga emas berpotensi turun menguji support $1906 - $1920 bila minat beli pada aset likuid dollar AS berlanjut. Level Resisten pada kisaran $1949 -$1974.

MINYAK
Harga minyak naik $0.41 di sesi Rabu. Kekhawatiran masih rendahnya permintaan minyak mentah berpotensi menekan harga minyak turun menguji support $42.00 - $42.55. Level Resisten pada kisaran $43.00 - $43.50.

EURUSD
EURUSD turun 93 pips di sesi Rabu. Nantikan laporan notula rapat ECB jam 18:30 WIB. Bila minat beli pada aset likuid dolar AS berlanjut, EURUSD berpotensi turun menguji support 1.1780 - 1.1825. Resisten pada kisaran 1.1880 - 1.1910.

GBPUSD
GBPUSD turun 143 pips di sesi Rabu. Bila minat beli pasar terhadap aset likuid dolar AS berlanjut, GBPUSD berpotensi turun menguji support 1.3045 - 1.3075. Level resisten pada kisaran 1.3145 - 1.3200.

USDJPY
USDJPY naik 73 pips di sesi Rabu. USDJPY berpotensi naik menguji resisten 106.30 - 106.65 bila minat beli pada aset likuid dolar AS berlanjut. Level support pada kisaran 105.25 - 105.65.

AUDUSD
AUDUSD turun 61 pips di sesi Rabu. Bila minat beli pasar terhadap aset likuid dolar AS bertahan, AUDUSD berpotensi turun menguji support 0.7130 - 0.7160. Level resisten pada kisaran 0.7210 - 0.7240.

Nikkei
Indeks Nikkei naik 35 poin di sesi Rabu. Indeks Nikkei masih berpotensi turun menguji support 22645 - 22910 bila kekhawatiran pelemahan ekonomi global berlanjut. Level resisten pada kisaran 23060- 23185.

Hang Seng
Indeks Hang Seng berakhir turun 1390 poin di sesi Rabu. Masih buruknya hubungan AS - Tiongkok berpeluang kembali menekan indeks Hang Seng melemah menguji support 24300 - 24650. Level Resisten pada kisaran 24980 - 25390.

0 komentar:

Posting Komentar