Kamis, 14 Mei 2020

Dolar AS menguat pada sesi Kamis(14/5) , menekan turun mata uang lain dan membebani harga emas pada kisaran $1714.30 saat penulisan. Trump menginginkan penguatan dolar AS di tengah pemulihan ekonomi AS yang mengalami pelemahan di tengah pembatasan selama wabah Korona.

Kembali beroperasinya roda ekonomi di hampir semua wilayah AS, terlepas ancaman gelombang wabah Korona ke-dua, mendorong presiden AS, Donald Trump, untuk mendukung penguatan dolar AS, selain sebagai hasil dari kembali bergeraknya roda ekonomi negara tersebut, tetapi juga untuk menopang agar perekonomian dapat tetap bergerak lebih baik. Trump menyatakan Dolar akan menguat di awal kuartal ke-tiga tahun ini, dimana semua perekonomian sudah kembali normal dari imbas wabah Korona.

Tetapi di sisi lain, ketegangan perang dagang antara AS - Tiongkok yang kembali memanas, dan panggung politik pemilihan presiden AS di akhir tahun ini, dapat menjadi perhatian pasar yang penting, dan mungkin membatasi penguatan dolar AS.

Trump berencana akan mengenakan sanksi baru untuk produk-produk Tiongkok, terlepas kesepakatan dagang tahap pertama yang sudah disepakati di awal tahun kemarin, sebagai wujud tuntutan kepada Tiongkok sebagai sumber wabah Korona yang mendunia. Sebaliknya, informasi dan pernyataan yang beredar bahwa pasien Covid-19 pertama ditemukan di AS, walau disanggah oleh pihak AS, sudah mendorong pejabat Tiongkok meminta penjelasan kepada AS. Walaupun Tiongkok belum memberikan tanggapan terhadap rencana sanksi tambahan dari AS, ancaman perang dagang lebih lanjut dapat melemahkan mata uang dolar kembali.

Hingga saat ini, penguatan dolar AS masih nampak diminati pasar, sebagai aset likuid di tengah belum pulihnya ekonomi secara penuh, dan kekhawatiran wabah Korona lanjutan di AS dan negara-negara lain di dunia.

(Andian)

Lihat Disclaimer

0 komentar:

Posting Komentar