Kamis, 09 Oktober 2014

Jakarta -Kegaduhan politik belakangan ini menyebabkan pelaku pasar tidak nyaman. Ini melahirkan sentimen negatif yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah sempat melemah cukup dalam.

Namun, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, tidak hanya faktor politik yang menyebabkan pelaku pasar khawatir. Indonesia juga masih mengalami masalah di fundamental ekonomi.

"Faktor politik memang berpengaruh. Setiap kali ada perubahan, pasar selalu merespons jadi itu hanya jangka pendek. Hal yang juga disoroti pelaku pasar adalah fundamental ekonomi kita," kata Enny kepada detikFinance, Kamis (9/10/2014).

Saat ini, lanjut Enny, ada sejumlah indikator fundamental ekonomi Indonesia yang harus diperbaiki. Meski ekonomi masih tumbuh positif dan inflasi terkendali, tetapi Indonesia masih bermasalah di defisit neraca perdagangan serta transaksi pembayaran.

Ini yang menyebabkan ekonomi Indonesia rentan bila terjadi guncangan eksternal. Pasalnya, Indonesia masih mengandalkan dana asing untuk menggerakkan pasar.

"Ekonomi kita memang bermasalah. Tidak hanya karena politik, ada sejumlah persoalan fundamental yang juga harus segera dibenahi," kata Enny.

Hal lain yang harus diperbaiki, tambah Enny, adalah suku bunga tinggi dan ekonomi biaya tinggi (high cost economy). Jika dua hal itu tak segera ditangani, maka dunia usaha semakin tidak nyaman.

"Suku bunga tinggi, biaya logistik, dan birokrasi yang rumit itu membebani pengusaha. Bagaimana kita bisa bersaing?" tegasnya.

sumber: DETIK

0 komentar:

Posting Komentar