Mata uang garuda, rupiah, turun ke level terendah dalam sebulan seiring Federal Reserve memutuskan untuk mengakhiri program stimulus yang mana itu telah memicu taruhan untuk kemungkinan adanya kenaikan suku bunga.
The Fed mengutip dari membaiknya pasar kerja AS di tengah mereka hentikan pembelian obligasi, yang di kenal dengan nama pelonggaran kuantitatif, yang telah mendorong arus uang ke pasar berkembang, berdasarkan pernyataan di Washington semalam. Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan dalam sebuah wawancara kemarin bahwa prioritas dia saat ini adalah mempertahankan ketahanan negara terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga AS, dengan mengurangi subsidi bahan bakar sebelum akhir tahun.
"Keputusan Fed untuk akhiri QE menunjukkan bahwa mereka masih berada di jalur untuk menormalkan kebijakan moneter," kata ekonom di PT BNI Securities di Jakarta. "Ini akan menyebabkan pergeseran dana dari pasar berkembang ke AS, yang akan berikan beberapa tekanan pada suplai dollar di dalam negeri."
Rupiah turun sebesar 0.6%, menjadi 12,149 per dollar pada pukul 10.15 wib, itu adalah penurunan terbesar sejak 29 September. Di pasar luar negeri, kontrak NDF satu bulan melemah sebesar 0.5% menjadi 12,215, 0.5% lebih rendah dari harga spot dalam negeri, menurut data yang di kompilasi oleh Bloomberg.
Federal Open Market Committe semalam mempertahankan komitmennta untuk menjaga suku bunga rendah untuk "waktu yang akan di pertimbangkan kembali."
(fsyl)
(fsyl)
0 komentar:
Posting Komentar